Komunikasi
pemasaran merupakan aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta
penentu suksesnya pemasaran. Dalam dekade terkhir ini, komponen komunikasi
pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi semakin penting. Bahkan telah diklaim
bahwa “pemasaran diera 1990-an adalah komunikasi dan komunikasi adalah
pemasaran. Keduanya tak terpisahkan” (Schultz.1993: 46).
Komunikasi
pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu
komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses di mana pemikiran dan
pemahaman disampaikan antar individu, atau antar organisasi dengan individu.
Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan diamana perusahaan dan organisasi lainnya
mentarnsfer nilai-nilai (pertukaran) antar mereka dan pelanggannya. Tentu saja,
pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran namun kegiatan
pemasaran banyak melibatkan aktivitas komunikasi. Jika di gabungkan, komunikasi
pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek,
yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang
disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya (Shimp, 2003: 4).
Fungsi
penting komunikasi pemasaran (marketing) adalah menerima dan menyampaikan
informasi, menjembatani kebutuhan dan keinginan orang dengan produk yang dapat
memberikan kepuasan mereka. Oleh karenanya, komunikasi pemasaran lebih dari
sekedar membentuk arus komunikasi, tetapi juga concerned terhadap desain dari
produk-produk dan jasa yang akan ditawarkan sekaligus dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan mereka, distribusi dan mengenalkan produk-produk kepada pengguna
yang dianggap potensial, membentuk pertukaran nilai (exchange of value), dan
lain-lain. (Sustina, 2003)
Mendefinisikan
strategi komunikasi pemasaran bukanlah tugas yang mudah karena tergantung pada
variabel yang berbeda. Rencana dan integrasi semua alat komunikasi harus
berorientasi untuk satu tujuan. Pada tahun 1997, Smith et al mendefinisakan
strategi komunikasi pemasaran sebagai – “Pesan atau urutan pesan yang harus
dibagi kepada audien tertentu melalui penggabungan komunikasi optimal.”
Strategi
tanpa taktik adalah jalan paling lambat menuju kemenangan Taktik tanpa strategi adalah kebisingan sebelum kekalahan. ” -Sun Tzu
Strategi
komunikasi pemasaran akan berdampak pada aspek kognitif, perilaku dan sikap
konsumen. Sikap dan kepuasan merupakan sasaran efektif. Perilaku jelas
merupakan sasaran perilaku atau konotatif. Maka, komunikasi pemasaran didesain
guna meningkatkan 8 aspek yang merupakan sasaran-sasaran kognitif berikut ini:
1. Kebutuhan Kategori (Categori
Needs)
Kategori kebutuhan mengacu pada persepsi konsumen tentang kebutuhan yang bisa di penuhi produk tertentu. Pada tahap awal daur hidup produk, kategori kebutuhan kerap menjadi tujuan. Pada tahap ini, konsumen lebih di edukasi tentang manfaat produk.
Kategori kebutuhan mengacu pada persepsi konsumen tentang kebutuhan yang bisa di penuhi produk tertentu. Pada tahap awal daur hidup produk, kategori kebutuhan kerap menjadi tujuan. Pada tahap ini, konsumen lebih di edukasi tentang manfaat produk.
2. Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Kesadaran merek adalah upaya konsumen mengasosiasikan merek dengan kategori produk.
Kesadaran merek adalah upaya konsumen mengasosiasikan merek dengan kategori produk.
3. Pengetahuan Merek (Brand
Knowledge)
Pengetahuan dan keyakinan merek lebih bersifat ekstensif ketimbang kesadaran merek karena sudah lebih „lanjut‟ dan merupakan pengetahuan tentang ciri khas, benefit, dan makna merek tertentu.
Pengetahuan dan keyakinan merek lebih bersifat ekstensif ketimbang kesadaran merek karena sudah lebih „lanjut‟ dan merupakan pengetahuan tentang ciri khas, benefit, dan makna merek tertentu.
4. Sikap Merek (Brand Atitude)
Merupakan evaluasi merek dalam kaitannya dengan preferensi. Sikap merek bisa menjadi suatu efek global (“saya suka merek ini”) atau suatu evaluasi keyakinan konsumen yang di artikulasikan.
Merupakan evaluasi merek dalam kaitannya dengan preferensi. Sikap merek bisa menjadi suatu efek global (“saya suka merek ini”) atau suatu evaluasi keyakinan konsumen yang di artikulasikan.
5. Fasilitasi Perilaku/pembelian
Fasilitasi pembelian berupa informasi tentang bagaimana dan dimana konsumen bisa membeli, termasuk lokasi toko dan metode pembayarannya.
Fasilitasi pembelian berupa informasi tentang bagaimana dan dimana konsumen bisa membeli, termasuk lokasi toko dan metode pembayarannya.
6. Niatan perilaku/pembelian
Niatan/intense yaitu rencana konsumen untuk mengunjingi toko tertentu atau membeli produk atau merek tertentu dimasa datang atau rencana melakukan perilaku tertentu.
Niatan/intense yaitu rencana konsumen untuk mengunjingi toko tertentu atau membeli produk atau merek tertentu dimasa datang atau rencana melakukan perilaku tertentu.
7. Perilaku, Pembelian
Store traffic, patronase toko, pembelian merek tertentu atau perilaku spesifik lainnya, seperti mengembalikan kartu respon atau panggilan telepon ke nomor bebas pulsa meminta informasi lebih lanjut. Sasaran komunikasi bisa diarahkan untuk mengubah atau menguatkan perilaku ini.
Store traffic, patronase toko, pembelian merek tertentu atau perilaku spesifik lainnya, seperti mengembalikan kartu respon atau panggilan telepon ke nomor bebas pulsa meminta informasi lebih lanjut. Sasaran komunikasi bisa diarahkan untuk mengubah atau menguatkan perilaku ini.
8. Kepuasan Pasca Beli
Adapun
bentuk-bentuk utama dari strategi komunikasi pemasaran (Shimp,2003: 5) adalah:
1. Periklanan (Advertising)
Iklan merupakan salah satu teknik untuk menarik perhatian konsumen agar menaruh perhatian terhadap produk yang ditawarkan. Advertising didefinisikan sebagai “Pembelian ruang untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide-ide, produk, atau pelayanan jasa kepada khalayak ramai oleh orang atau kelompok tertentu” (Belch & Belch, 2001: 15)
Iklan merupakan salah satu teknik untuk menarik perhatian konsumen agar menaruh perhatian terhadap produk yang ditawarkan. Advertising didefinisikan sebagai “Pembelian ruang untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide-ide, produk, atau pelayanan jasa kepada khalayak ramai oleh orang atau kelompok tertentu” (Belch & Belch, 2001: 15)
2. Penjualan Personal (Personal
Selling)
Personal seling didefinisikan sebagai “Komunikasi orang perorangan dalam penjualan dengan mencoba membantu dan melayani konsumen dalam proses pembelian” (Belch & Belch, 2001: 24). Personal selling dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengunjungi langsung pelanggan (field sales people), penjualan di toko, penjualan melalui telephone, mengundang secara khusus pelanggan dan lain-lain. Personal selling merupakan cara promosi yang paling efektif untuk menciptakan proses pembelian, karena akan membentuk pola pikir khalayak, menanamkan keyakinan dan bertindak. Metode ini mempunyai karakteristik yang membedakannya dengan metode lainnya, yaitu personal confrontation cultivation, dan respons (Kotler, 2005: 644)
Personal seling didefinisikan sebagai “Komunikasi orang perorangan dalam penjualan dengan mencoba membantu dan melayani konsumen dalam proses pembelian” (Belch & Belch, 2001: 24). Personal selling dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengunjungi langsung pelanggan (field sales people), penjualan di toko, penjualan melalui telephone, mengundang secara khusus pelanggan dan lain-lain. Personal selling merupakan cara promosi yang paling efektif untuk menciptakan proses pembelian, karena akan membentuk pola pikir khalayak, menanamkan keyakinan dan bertindak. Metode ini mempunyai karakteristik yang membedakannya dengan metode lainnya, yaitu personal confrontation cultivation, dan respons (Kotler, 2005: 644)
3. Promosi Penjualan (Sales
Promotion)
Sales Promotion di definisikan sebagai “Aktivitas pemasaran yang menyediakan nilai lebih intensif untuk meningkatkan penjualan, dan dapat digunakan untuk menstimulasi pembelian dalam jangka pendek” (Belch & Belch, 2001: 21).
Sales Promotion di definisikan sebagai “Aktivitas pemasaran yang menyediakan nilai lebih intensif untuk meningkatkan penjualan, dan dapat digunakan untuk menstimulasi pembelian dalam jangka pendek” (Belch & Belch, 2001: 21).
4. Pemasaran Sponsorship
(Sponsorship Marketing)
Dalam penelitian ini, unsur sponsorship dipilih menjadi bahan kajian utama dalam variabel public relations. Public relations didefinisikan sebagai “Non personal regarding an organization, product, sevice, or idea not directly paid for or run under identified sponsorship” (Belch & Belch, 2001: 22). Public reltions merupakan teknik promosi yang bersifat tidak langsung, artinya secara langsung menimbulkan proses jual beli. Kegiatan PR dan publisitas terutama bertujuan menciptakan perubahan pada publik. Perubahan tersebut antara lain terciptanya hubungan saling pengertian dan menguntungkan, meningkatnya hubungan komunikasi dengan pelanggan, terpeliharanya citra positif perusahaan atau produk, dan lain-lain.
Dalam penelitian ini, unsur sponsorship dipilih menjadi bahan kajian utama dalam variabel public relations. Public relations didefinisikan sebagai “Non personal regarding an organization, product, sevice, or idea not directly paid for or run under identified sponsorship” (Belch & Belch, 2001: 22). Public reltions merupakan teknik promosi yang bersifat tidak langsung, artinya secara langsung menimbulkan proses jual beli. Kegiatan PR dan publisitas terutama bertujuan menciptakan perubahan pada publik. Perubahan tersebut antara lain terciptanya hubungan saling pengertian dan menguntungkan, meningkatnya hubungan komunikasi dengan pelanggan, terpeliharanya citra positif perusahaan atau produk, dan lain-lain.
5. Publitas (Publicity)
Publisitas merpakan salah satu teknik yang sering digunakan dalam program publiciy relation, karena mampu menjangkau opini publik yang dapat mendukung produk/jasa serta membentuk suatu perceived quality dalam benak konsumen.
Publisitas merpakan salah satu teknik yang sering digunakan dalam program publiciy relation, karena mampu menjangkau opini publik yang dapat mendukung produk/jasa serta membentuk suatu perceived quality dalam benak konsumen.
6. Komunikasi Di Tempat Pembelian
(Point of Purchase Communication, P – O – P)
Display di counter, lantai, atau di jendela display yang memungkinkan para peritel mengingatkan para pelanggan dan menstimulasi belanja impulsif.
Display di counter, lantai, atau di jendela display yang memungkinkan para peritel mengingatkan para pelanggan dan menstimulasi belanja impulsif.
Fitur Strategi komunikasi
Pemasaran
Strategi
komunikasi pemasaran, Anda perlu mempertimbangkan tiga hal berikut ini seperti
yang disarankan oleh Micael Dahlen et al (2003) –
1. Sasaran – Siapa target pemasaran
yang akan dicapai
2. Pesan Persuasif – Apa yang ingin
kita katakan kepada mereka
3. Channel – Bagaimana kita akan
menyampaikan hal itu.
Proses Komunikasi Pemasaran
Strategi
1. understand consumer
2. analyze market
3. analyze competition
4. research geographic distribution
5. define marketing mix
6. financial analysis
7. review
8. execution
Perencanaan Komunikasi Pemasaran
Mark.
Com Planning
1. indentify target audience
2. consumer focused product planning
3. bevelopment of message
4. media selection
5. budget estimation
6. evaluation of media effectiveness
0 komentar